Kamis, 23 Oktober 2014

Palu (Sulawesi Tengah)



Kota Palu

Kota Palu sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Tengah memiliki kekayaan potensi kebudayaan dan pariwisata yang  tidak kalah menarik dengan daerah lain di Indonesia. Palu, yang dikenal sebagai kota lembah secara geografis dan topografinya, merupakan kota tiga dimensi yang wilayahnya terdiri dari pesisir pantai, daratan, dan perbukitan. Inilah yang menjadi salah satu ciri khas Kota Palu, sehingga tak salah oleh sebagian turis asing yang telah berkunjung ke daerah ini menjuluki Kota Palu sebagai “ the paradise under the ecuator “ atau surga di bawah garis khatulistiwa

Kebudayaan
 1)  Tingalan Masa Mesolitikum, seperti Fosil Gajah Purba/Stegodon di Wilayah Napu Kecamatan Lore, Kabupaten Poso
2)   Tinggalan masa neolitikum, Seperti Tradisi Pembuatan Kain Kulit Kayu (Peralatan dan Berbagai Bentuk Kain Kulit Kayu dan Tradisi Pembuatan Gerabah).
 Proses pembuatan kain kulit kayu

 3)      Tinggalan Masa Megalitikum, seperti Patung/Arca Aatu, Kalamba, Gerabah Kubur dan Gelang Batu.
4) Tinggalan Masa Perundagian, seperti tau-tau, Taiganja dan Sagala.


B.   ARKEOLOGI KLASIK

Berbagai Tinggalan Keramik Asing :
1)      Keramik Cina dari berbagai Macam Dinasti, sep-erti Dinasti Tang, Yuan, Sung, Ming dan Yuan.
2)      Keramik Jepang, Muangthai dan Vietnam.



Penggalian (ekskavasi) Tempayan Kubur di Situs Watu Nongko Tahun 1998. Oleh Pusat ARKENAS diklaim sebagai Tempayan Kubur Terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia
.
C.   ARLKEOLOGI ISLAM
Islam mengalami pertumbuhan dan perkembangan, dibuktikan dengan berdirinya organisasi-organisasi Islam seperti: pada tahun 1917 Syariat Islam masuk ke Sulawesi Tengah (12 tahun setelah belanda menjajah di Sulawesi Tengah).

Untuk Kabupaten Donggala dan Kota Palu dibawahi sendiri oleh pendirinya yaitu HOS Tjokro Aminoto, sedangkan untuk wilayah oli-toli dibawah oleh sorang sahabatnya yaitu Sastro Kardono. Organisasi yang didirika di Palu, yang kemudian menjadi suatu organisasi yang besar dan sangt berjasa dalam pengmbangan agama Islam di Sulawesi Tengah adalah organisasi “Al-chaerat”, serta dibuktikan dengan peninggalan arkeologi Islam di Sulawesi Tengah seperti bangunan Masjid Tua di Bungku, Masjid Tua Una-una, Masjid Tua di Palu.

 D.  ARKEOLOGI KOLONIAL
        
  Peninggalan benteng pertahanan atau Bunker Veilbox di pesisir pantai Toli-toli.
Peninggalan lainnya pada masa ini adalah bangunan Gereja Tua (Gereja Katolik) di Jl. Patimura dan gedung PKKD (Pusat Koperasi Kopra Donggala) di Tanjung Batu.



Peninggalan benteng pertahanan atau Bunker Veilbox di pesisir pantai Toli-toli.
 
Peninggalan lainnya pada masa ini adalah bangunan Gereja Tua (Gereja Katolik) di Jl. Patimura dan gedung PKKD (Pusat Koperasi Kopra Donggala) di Tanjung Batu.
gedung PKKD (Pusat Koperasi Kopra Donggala) di Tanjung Batu.



Makanan Khas

'Kaledo', berasal dari singkatan dari Kaki Lembu Donggala.  Semacam sup Daging dan tulang dari kaki Lembu.  Yang ini memang adanya di Sulawesi tengah khususnya dari Donggala.  Sebuah kabupaten besar dimana kota Palu ada di dalamnya. Dan jelas sekali kalau makanan ini khas dengan cara makannya.  Semangkuk saat ini berkisar antara 25 sampai 30 ribu rupiah.  Disajikan biasanya dengan ubi rebus atau nasi.
http://kitabmasakan.com/wp-content/uploads/2011/04/uta-kelor.jpgUta Kelo / Sayur Kelor Uta Kelo merupakan sayur yang berbahan dasar daun kelor. kuahnya bersantan dan gurih terbuat dari campuran santan kelapa, daun kelor, dan biasanya dicampur dengan berbagai bahan seperti Palola Ngura/ terong muda, Loka Ngura/ pisang muda, Pusu/ Jantung pisang, Kasubi/ Singkong, dan Lamale (Ebi).
http://atika.co/wp-content/uploads/2011/02/P7261794-300x225.jpgDuo Sole / Teri Goreng Duo adalah makanan khas masyarakat kota palu. makanan yang berbahan dasar Teri ini mempunyai rasa asin, gurih dan pedas karena masyarakat kaili sangat terkenal dengan masakan pedasnya. Duo terbuat dari teri yang dimasak bersama irisan bawang khas Palu.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar